![post-16](http://tegarprajaksa.com/wp-content/uploads/2013/02/post-16.jpg)
“Learning
is like rowing against the current, as soon as you stop, you are swept
back. – Belajar layaknya berenang melawan arus. Bila Anda berhenti
seketika itu pula Anda akan terdorong ke belakang.”
~ Confucius
~ Confucius
Ungkapan Confucius menegaskan agar kita tidak berhenti belajar.
Seseorang yang berpotensi besar mempunyai masa depan cerah di era
globalisasi modern ini adalah mereka yang menguasai ilmu pengetahuan.
Hanya dengan belajar atau selalu memperbanyak bendahara ilmu pengetahuan
maka proses pertumbuhan dalam kehidupan kita dapat terus berlangsung.
“Meski miskin seorang yang berilmu akan tetap berharga,” demikian tandas
Iukuzawa Yukichi (1835-1901) yang hidup di zaman Sakoku (Isolasi).
Untuk itu coba kita perhatikan beberapa langkah agar semangat dan
kemauan belajar kita terus berkobar.
Yang pertama adalah menanamkan dalam pikiran kita bahwa ilmu
pengetahuan itu sangat penting berapapun usia dan bagaimanapun keadaan
kita. Seiring dengan perubahan sebagai hasil dari inovasi tehnologi,
maka masalah juga akan terus berkembang. Karena itulah kita perlu
belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan agar dapat
mengatasi persoalan-persoalan yang terus berkembang tersebut dengan
lebih baik.
Dari sebuah berita di media cetak saya membaca kisah tentang seorang
tokoh lansia bernama Plaut. Meskipun sudah berusia 88 tahun tetapi ia
tidak kehilangan semangat untuk belajar teologi, sejarah dan bahasa
Perancis di Universitas Toronto. Selama 12 tahun menempuh pendidikan, ia
dinyatakan lulus pada tanggal 11 Juni 1990, di usianya yang ke 100
tahun. Saat diwisuda, ia dinyatakan sebagai alumni berusia tertua.
Dari sebuah media elektronik nasional diberitakan tentang Mansur yang
mengikuti ujian kesetaraan paket B pada tanggal 26 Juni hingga 28 Juni
2007. Dengan kendaraan pinjaman tetangga, Mansur, ayah dua anak itu,
bersama rekan yang lain berangkat ke pusat belajar-mengajar Bintang
Terang Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mansur dan 238 peserta ujian lainnya
bertekad untuk mengubah hidup.
Berita lain juga menyebutkan tentang para narapidana yang masih
bersemangat menuntut ilmu. Di Lembaga Pemasyarakatan Parepare, Sulawesi
Selatan, terdapat 38 narapidana baru-baru ini mengikuti ujian paket A
atau setara sekolah dasar. Belasan penghuni LP Sukabumi, Jawa Barat juga
serius saat mengikuti ujian paket A. Di Lapas Muara Padang, Sumatara
Barat terdapat sekitar 28 napi mengikuti ujian paket B atau setara
sekolah menengah pertama. Bagi mereka, tidak ada kata terlambat untuk
belajar.
Semangat mereka masih tinggi untuk terus belajar, karena mereka
merasa perlu untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Semangat untuk belajar
juga dapat terus kita pupuk bila kita memiliki kerendahan hati.
Contohnya Confucious pada 2.500 tahun yang lalu menyatakan, “Di antara 3
orang berkumpul pasti ada seorang yang bisa menjadi guruku.” Dunia
sudah mengakui dirinya sebagai seorang filosof yang jenius, tetapi
ungkapan tersebut menunjukkan kerendahan hatinya yang masih merasa perlu
untuk terus belajar. Sementara itu, kesediaan belajar tanpa tujuan yang
jelas justru menyia-nyiakan waktu dan mengurangi antusiasme belajar.
Karenanya tetapkan fokus untuk mempelajari bidang tertentu dalam rentang
waktu tertentu pula. Misalnya jika tahun ini Anda ingin mendalami ilmu
pengetahuan tentang kepemimpinan, maka Anda akan berusaha mencari sumber
informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan ilmu kepemimpinan
entah melalui internet, buku, seminar dan lain sebagainya.
Dengan demikian, Anda akan mengetahui banyak hal secara mendalam
tentang materi yang sedang Anda pelajari. Semakin banyak yang Anda
ketahui akan membuat Anda termotivasi untuk menggali informasi lebih
dalam lagi. Sebagaimana sebuah pepatah bijak menyebutkan, “The more you
know, the less you get. – Semakin Anda mengetahui, maka Anda semakin
merasa tidak mengerti.”
Selanjutnya miliki sikap konsisten dengan apa yang sudah dipelajari.
Sebuah ilmu pengetahuan sebaik apapun hanya akan menjadi wacana yang
sia-sia dan tidak berpengaruh terhadap semangat belajar jika tidak kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jim Rohn mengemukakan tentang
pentingnya menerapkan ilmu pengetahuan yang kita ketahui.
“We must learn to apply all that we know so that we can attract all
that we want. – Kita harus belajar untuk menerapkan apa yang kita
ketahui, sehingga kita dapat menarik segala sesuatu yang kita inginkan,”
ungkapnya.
Demikian pula kata Confucius, “The essence of knowledge is, having
it, to apply it; not having it, to confess your ignorance. – Nilai ilmu
pengetahuan adalah dengan memiliki dan menerapkannya, bukan sekedar
memilikinya untuk memenuhi ketidaktahuan saja.”
Kita akan mencapai kemajuan pesat di segala bidang bila kita
konsisten menerapkan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Ilmu pengetahuan
tentang mode, politik, keagamaan, tehnik, dan lain sebagainya tak hanya
menjadi wacana di pusat-pusat pendidikan. Dengan melaksanakan semua
ilmu pengetahuan yang kita miliki kedalam kehidupan sehari-hari, maka
semangat belajar kita akan terus meningkat.
Selain cara-cara yang saya uraikan di atas, sebenarnya masih banyak
cara lain yang dapat kita tempuh untuk menjaga semangat belajar kita.
Yang terpenting adalah tetap mengupayakan belajar kapanpun dan
bagaimanapun kondisi kita agar ilmu pengetahuan atau wawasan dan
kualitas berpikir kita senantiasa lebih baik. Dengan demikian, kita tak
hanya mampu melakukan tindakan-tindakan yang relevan dengan perubahan
yang terus terjadi tetapi juga mampu menjangkau cita-cita tertinggi.
0 komentar:
Posting Komentar